8.2.11

BAB IV. SHALAT - 2 Shalat Lima Waktu

2. SHALAT LIMA WAKTU

Shalat yang diperintahkan Allah SWT adalah shalat menurut waktu-waktu yang sudah ditentukan, yaitu pada waktu Maghrib, Isya’, Shubuh, Dzuhur, dan Ashar.
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. QS . 4 : 103
Waktu-waktu shalat telah diisyaratkan oleh al Qur’an dengan firman-Nya .
وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفاً مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.  (QS Hud : 114)
أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوداً
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).  (QS Al Isra : 78)

62. Dari Ubadah bin Shamit RA, dia bercerita, ”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى الْعِبَادِ مَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَهُمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَــيْئًــااسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ.رواه احمد
”Ada lima shalat yang telah ditetapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya. Barang siapa mengerjakannya dengan tidak mengabaikan sedikit pun darinya karena meremehkan hak-haknya, baginya janji di sisi Allah, yaitu Dia akan memasukkannya ke Surga ...” (H.R. Abu Dawud)
عَنْ جَابِرِبْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلًَّمَ جَاءَهُ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ. فَقَالَ لَهُ , قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الظُّهْرَ حِيْنَ زَالَتِ الشَّمْسُ, ثُمَّ جَاءَهُ الْعَصْرُ فَقَالَ, قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الْعَصْرَ حِيْنَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْئٍ مِثْلَهُ, ثُمَّ جَاءَهُ الْمَغْرِبُ فَقَالَ, قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الْمَغْرِبَ حِيْنَ وَجَبَتِ الشَّمْسُ, ثُمَّ جَاءَهُ الْعِشَاءُ فَقَالَ, قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الْعِشَاءَ حِيْنَ غَابَتِ الشَّفَقُ, , ثُمَّ جَاءَهُ الْفَجْرُ فَقَالَ, قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الْفَجْرَ حِيْنَ بَرَقَ الْفَجْرُ- أَوْقَالَ : سَطَعَ الْفَجْرُ- ثُمَّ جَاءَهُ مِنَ الْغَدِ لِلظُّهْرِ فَقَالَ قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الظُّهْرَ حِيْنَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْئٍ مِثْلَهُ, ثُمَّ جَاءَهُ الْعَصْرُ فَقَالَ, قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الْعَصْرَ حِيْنَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْئٍ مِثْلَهُ, ثُمَّ جَاءَهُ الْمَغْرِبُ وَقْتًاوَاحِدًالَمْ يَزُلْ عَنْهُ, ثُمَّ جَاءَهُ الْعِشَاءُ حِيْنَ ذَهَبَ نِصْفُ اللَّيْلِ – أَوْ قَالَ ثُلُثُ اللَّيْلِ - فَصَلَّى الْعِشَاءَ  , ثُمَّ جَاءَهُ حِيْنَ اَسْفَرَ جِدًّا فَقَالَ , قُمْ, فَصَلِّهْ, فَصَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ
 قَالَ , مَابَيْنَ هذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ وَقْتٌ . رواه احمد والنسائى والترمذي بنحوه

63. Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi SAW didatangi oleh Jibril AS, lalu Jibril datang padanya, ”Berdirilah, lalu shalatlah”, kemudian Nabi shalat dzuhur ketika matahari sudah tergelincir. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ashar lalu ia berkata, ”Berdirilah, lalu shalatlah”. Kemudian Nabi shalat ashar ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu maghrib, lalu ia berkata, ”Berdirilah, lalu shalatlah”, kemudian Nabi shalat maghrib ketika matahari terbenam. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu isya’ lalu ia berkata, ”Berdirilah, lalu shalatlah”. Kemudian Nabi shalat isya’ ketika cahaya merah sudah lenyap. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya, lalu ia berkata, ”Berdirilah, lalu shalatlah”. Kemudian Nabi shalat shubuh ketika fajar menyingsing, atau ia berkata, ”ketika fajar memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu dzuhur, lalu ia berkata, ””Berdirilah, lalu shalatlah”, kemudian Nabi shalat dzuhur ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ashar lalu ia berkata, ”Berdirilah, lalu shalatlah”. Kemudian Nabi shalat ashar ketika bayangan segala sesuatu menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu maghrib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak bergeser dari padanya. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu isya’ ketika pertengahan malam telah lewat, atau ia berkata, ”sepertiga malam telah lewat, lalu Nabi shalat Isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu sudah terang benderang, lalu ia berkata,”Berdirilah, lalu shalatlah”. Kemudian Nabi shalat shubuh. Kemudian Jibril berkata, ”Apa-apa yang diantara kedua waktu ini, itulah waktu shalat”.  (H.R. Ahmad dan Nasai)